Potensi Batu Akik di Wonogiri Selatan
Siapa yang tak kenal batu akik? Rasanya
di negeri ini sangat sedikit orang yang termasuk golongan itu. Sebab
akik sudah menjadi semacam budaya bagi bangsa kita.
Daerah
penghasil batu akikpun hampir bisa dikatakan merata dari Sabang hingga
Merauke. Tak terkecuali di Kabupaten Wonogiri yang sentranya berada di
Kecamatan Giriwoyo. Sekitar 60 kilometer arah selatan pusat pemerintahan
kota.
Jika Anda merupakan penghobi
batu akik dan kebetulan tengah berkunjung di Kota Sukses Wonogiri
cobalah untuk mampir sejenak ke Kecamatan Giriwoyo. Kemudian silahkan
menuju ke Desa Sejati. Ya, disana merupakan sentra usaha kecil batu
mulia yang salah satunya menyediakan aneka koleksi bebatuan buat
penghias jari manis Anda.
Sebenarnya
di Desa Sejati tidak cuma menawarkan batu jenis akik. Ada beragam pula
jenis lainnya. Seperti batu obsidian yang bisa digunakan sebagai kalung,
tasbih, atau aneka souvenir, batu blackonyx yang hitam legam cocok buat
pemanis meja, juga ada batu jasper, cornelian, hingga batu fosil. Hanya
saja batu jenis akiklah yang terlanjur tersemat di benak masyarakat
untuk menyebut hasil usaha di desa yang berada tepat disisi Jalur Lintas
Selatan/ Jalur Selatan – Selatan (JLS/JSS ) yang terkenal itu.
Salah
satu unit usaha yang mengkhususkan diri dalam pembuatan aneka souvenir
berbahan batu mulia disana adalah Unit Bina Batu Mulia (UBIBAM) Sri Giri
Sejati. Di tempat tersebut terpampang berderet-deret hasil olahan batu
yang sudah disulap menjadi aneka bentuk. Ada replika buah terung dan
pisang yang ternyata dari batu obsidian. Ada untaian kalung dan tasbih
dari batu jasper. Eh, ada yang imut pula yaitu boneka Teddy Bear yang sama-sama berasal dari batu.
Menurut
pengelola UBIBAM, Sugiyanto yang ketika dijumpai tengah didampingi
sekretarisnya Murti Mahareni, UBIBAM Sri Giri Sejati menyediakan beragam
hasil olahan batu mulia. Yang macam dan bentuknya menyesuaikan dengan
pesanan pelanggan. “Seperti bentuk silinder cembung ini yang sering
dipesan pelanggan kami dari Amerika, atau bentuk spesifik lain semisal
buah dan hewan dari dinas atau instansi tertentu,” tuturnya, Senin
(6/2).
Dijelaskan dirinya tidak semua
batu mulia dapat dibentuk menjadi aneka hiasan. Mesti lolos seleksi dan
harus diolah terlebih dahulu. “Mula-mula batu yang terpilih kita mal
untuk mengetahui bentuk apa nantinya, kemudian baru masuk ruang
produksi guna dibentuk, selanjutnya dihaluskan, dan terakhir adalah finishing,” jelasnya.
Mengenai
harga pria berkacamata ini menyebut sangat terjangkau. Dicontohkan,
untuk batu akik ukuran sedang dapat diperoleh dengan hanya mengeluarkan
duit Rp 30 ribu, sedangkan yang ukuran kecil antara Rp ribu 20 sampai Rp
25 ribu. Jika pesanan terbilang banyak tentu saja harga masih dapat
dinego.
Sumber : http://m.timlo.net/baca/19451/menyulap-kerasnya-batu-menjadi-rupiah/
Posting Komentar